Flimty bukanlah obat kimia (pencahar). Flimty mengandung bahan alami Psyllium husk, ini adalah kandungan serat makanan larut air yang ditemukan dalam kulit biji-bijian psyllium. Psyllium husk dapat membantu melonggarkan tinja dan meningkatkan volume feses, sehingga membuatnya lebih mudah dikeluarkan dari usus.
Obat laksatif (pencahar) adalah obat yang digunakan untuk membantu mengatasi sembelit dengan
merangsang gerakan usus sehingga mudah dikeluarkan. Obat laksatif dapat bekerja dengan beberapa cara, termasuk menarik air ke dalam usus atau merangsang kontraksi otot usus.
Contoh obat laksatif adalah senyawa osmotik seperti laktulosa dan sorbitol, stimulan bisakodil, serta obat-obatan seperti lubrikan seperti minyak mineral.
Perbedaan utama obat laksatif dan efek laksatif dari psyllium husk adalah obat laksatif biasanya bekerja dengan lebih cepat, tetapi juga dapat menyebabkan efek samping seperti kehilangan elektrolit.
Sementara psyllium husk biasanya lebih aman dan tidak menyebabkan efek samping, tetapi membutuhkan waktu untuk bekerja dan tidak secepat obat laksatif.
Selain itu, psyllium husk juga dapat membantu meningkatkan kesehatan usus dengan menambahkan serat pada diet. Secara keseluruhan, obat laksatif mengandung bahan kimia yang merangsang gerakan usus secara cepat, sedangkan psyllium husk mengandung serat makanan yang dapat membantu melonggarkan tinja dan memperbaiki fungsi pencernaan secara keseluruhan dengan cara yang lebih alami dan lebih aman.
Data di atas didukung oleh studi jurnal ilmiah di bawah ini:
Jurnal Penelitian 1:
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1046/j.1365-2036.1998.00336.x
Dalam studi ini, para peneliti membandingkan efektivitas psyllium husk(laksatif alami) dan docusate sodium(laksatif kimia). Penelitian ini merupakan uji klinis acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo yang melibatkan 170 pasien dengan sembelit kronis. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok: satu kelompok menerima suplemen serat psyllium husk, kelompok kedua menerima docusate sodium, dan kelompok ketiga menerima plasebo.
Setelah 2 minggu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menerima suplemen serat psyllium husk mengalami peningkatan frekuensi buang air besar yang signifikan, peningkatan konsistensi tinja, dan penurunan nyeri saat buang air besar dibandingkan dengan kelompok docusate sodium dan plasebo. Dalam hal ini, psyllium husk terbukti lebih unggul daripada docusate sodium dalam mengatasi sembelit kronis.
Studi ini menyediakan bukti lebih lanjut tentang efek laksatif psyllium husk dan mendukung penggunaannya sebagai alternatif yang efektif dan aman untuk mengatasi sembelit kronis, bahkan saat dibandingkan dengan laksatif kimia.
Jurnal Penelitian 2:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1375264/
Dalam studi ini, para peneliti mengevaluasi pencernaan dan efek pengembangan (bulking) psyllium husk (juga dikenal sebagai ispaghula husk) pada manusia sehat. Penelitian ini merupakan uji klinis terkontrol yang melibatkan 9 subjek sehat yang diberikan suplemen serat psyllium husk sebanyak 10 gram per hari selama 10 hari. Parameter yang diukur termasuk penyerapan nutrisi, konsentrasi asam empedu, dan konsistensi tinja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplemen serat psyllium husk menghasilkan efek pengembangan yang signifikan pada tinja dan meningkatkan konsistensi tinja tanpa mengubah penyerapan nutrisi secara signifikan. Efek samping yang dilaporkan selama penelitian bersifat ringan dan sementara, seperti perasaan lebih kenyang dan peningkatan frekuensi gas. Tidak ada efek samping serius yang terkait dengan penggunaan psyllium husk selama periode penelitian.
Studi ini menunjukkan bahwa efek laksatif psyllium husk dianggap aman untuk digunakan pada manusia sehat.
Untuk selengkapnya bisa Anda pelajari di https://flimty.com/faq
Note: bijaklah dalam memilih referensi jurnal, pastikan dibaca secara menyeluruh dalam satu jurnal sehingga tidak menyimpulkan dengan menggabung-gabungkan referensi dengan tidak sistematis, bukan jurnal predator, dan memahami desain penelitian. Tidak secara naif menyerap semua informasi yang diberikan oleh website/entitas/individu yang tidak memiliki background/profesi sebagai peneliti.